Banjir Bandang dan Longsor Pacitan


Salah satu dampak terparah adalah jembatan yang rusak & akses jalur aktifitas warga Dusun Kebun, Desa Banyuanget, terputus. Satu-satunya akses lain memiliki jarak tempuh sejauh 8 km perjalanan kaki. Walaupun beberapa orang 'nekat' berjuang melewati jembatan tersebut demi mengambil distribusi makanan di Dapur Umum Dompet Dhuafa. Pada Jumat siang (1/12/2017), berdasarkan informasi warga Dusun Kebun, memutuskan agar segera dievakuasi lantaran area perbukitan tempat tinggal mereka terancam longsor.

"Bukit sebelah Dusun Kebun sudah longsor kemarin, mungkin hujan deras sehari lagi saja, daerah Kebun ikut tertimbun longsor. Tanah bukitnya sudah retak & gembur, vertical sekali," aku Ade Uki, salah satu relawan Disaster Management Centre (DMC) Dompet Dhuafa, yang sempat meninjau langsung pemukiman di Dusun Kebun & mengevakuasi warga, salah satunya seorang nenek lansia berusia 80 tahun yang sudah sulit untuk berjalan.

Para relawan Dompet Dhuafa bersinergi dengan relawan warga setempat. Berhasil mengevakuasi sebanyak 50 jiwa dari 17 KK (pria & wanita, lansia juga anak-anak), menyeberangi arus Sungai Grindulu dengan menggunakan perahu karet & perlengkapan keselamatan lain, ke Posko Pengungsian yang berada di Desa Kedungbendo, Kec. Arjosari, Jalan Raya Pacitan-Ponorogo.








 

Informasi yang dihimpun dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dan BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi & Geofisika) menyampaikan peringatan dini adanya siklon tropis Cempaka yang berada di perairan  sekitar 32 km sebelah selatan-tenggara Pacitan, Jawa Timur.

Pada Selasa (28/11/2017) dini hari dengan kekuatan siklon mencapai 65 km per jam, terjadi banjir juga longsor akibat hujan lebat dengan intensitas yang sangat tinggi. Banjir pun meluas ke 13 desa di 3 kecamatan. Hingga informasi ini diturunkan, jalan lintas selatan di kawasan Pacitan lumpuh total. Warga yang terdampak pada bencana kali ini lebih dari 4.000 jiwa & perlu dievakuasi.











  



Setelah menempuh perjalanan panjang dengan berbagai rintangan dan sejumlah akses yang terputus, dari Jakarta tim respon DMC Dompet Dhuafa, berhasil menembus wilayah Pacitan, Jawa Timur. Dan pada Rabu (29/11/2017), pukul 20.30 WIB, tiba di Balai Desa Sumberharjo, kemudian berlanjut untuk koordinasi di posko induk yang berada di SMK Negeri 2 Pacitan. Padamnya listrik & tingginya intensitas hujan malam itu, masih menjadi kendala mobilisasi & assesment.







  




  






  














 




"Suwun Gusti.. Banyak sekali rasa kemanusiaan dari para relawan ini, Allahuakbar!" teriak Pak Dri (70), yang segera turun dari perahu karet setelah melewati proses evakuasi menyeberangi Sungai Grindulu. Intensitas hujan menurun & genangan banjir sudah mulai surut. Pun warga mengungsi sudah mulai berkurang, mulai membenahi lingkungan & kediaman masing-masing dari sisa lumpur & kerusakan dampak banjir.



 



 





Foto & Teks: Dhika Prabowo

Popular Posts